NABIRE - hampir mencapai ribuan hektar Hutan di Kabupaten Nabire mulai dihabisikan oleh perusahaan kayu jati Darma yang terletak di Kaladiri Nabire, Papua.
Ilegal login itu diizinkan suku Wate, Warai, dan Raiki yang ada di Kabupaten Nabire yang mengklain diri sebagai pemilik hak Ulayat.
Pada kenyataannya bahwa Jati Darma telah mengambil dan melewati batas hutan milik warga Mapia Dogiyai.
Melihat batas yang sesungguhnya telah melewati batu pilar yang telah sudah tanam oleh orang Mapia antara batas Wate dengan Raiki.
Oleh sebab itu kepada perusahaan Jati Darma stop pengambilan kayu di lokasi Orang Mapia.
Kehadiran perusahaan itu juga bukan hanya menghabiskan kayu, tetapi juga banyak kekayaan alam yang sudah diambil dan sudah dihancurkan sepertinya; pencemaran lingkungan, Air bersih, rotan, damal, masowi, ganggu kehidupan burung cenderawasih, Mambruk, babi hutan, kerusakan tanah, dan lain sebagainya.
Semua kerugian ini pihak perusahaan malas tahu, dan terus membisi, dan tidak mau bertanggung jawab atas semua itu. Kalau sudah seperti demikian maka anak cucu khusus Mapia dan pada umumnya rakyat Pribumi Papua tujuh generasi mendatang mereka mau bangun rumah pakai apa? dan mereka mau berburu dimana? Bahkan mau makan apa?
Dengan tegas bahwa segala kerugian Sumber Daya Alam ( SDA ) yang telah dikorbankan segera bertanggun jawab, tidak bisa tidak.
Baca juga:
Amsakar: Selamatkan Bumi dari Sampah
|
Tokoh pemuda Mapia Melianus Magai menyatakan bahwa kekayaan kami rakyat Papua lebih khusus Rakyat Mapia hanya hutan yang didalamnya berisi emas, kayu dan semua itu saja yang masih ada untuk generasi penerus kami.
Orang Papua kini mulai habis, hanya hutan tempat sandaran, untuk itu, hutan jangan kasih habis dengan cara-cara yang tidak manusiawi ini oleh pihak perusahaan Ilegal.
Bukan saja Perusahaan jati Darma tetapi juga ada perusahaan kelapa sawit juga telah melewati masuk batas hak milik warga Mapia.
Termasuk juga perusahaan Kaltim yang sedang beroperasi dikampung Lopong sana.
Kami warga Mapia di Dogiyai korban di atas korban, juga kekayaan kami juga dikuras, hal ini membuat kami sangat kecewa.